K-TV | Pamekasan – Ketua Forum Wartawan Pamekasan (FWP) Ongky Arista UA. resah terhadap akurasi pemberitaan di Pamekasan, terutama soal penyebutkan Nenek Bahriyah, yang merupakan tersangka kasus dugaan pemalsuan dokumen SPT PBB/NOP, yang disebut buta.
Keresahan tersebut setelah FWP menelusuri, ternyata nenek asal Kelurahaan Gladak Anyar, Kecamatan Pamekasan itu, tidak murni buta. Hal itu berdasarkan hasil konfirmasi kepada dua wartawan televisi Deddy dan Romlah, yang wawancara langsung, sekaligus kepada putra Bahriyah, Fauzi.
Dengan begitu, Pemimpin Redaksi (Pemred) Mediajatim.com ini mendorong agar media, yang telah menyebut Bahriyah buta untuk mengoreksi berita, yang sudah diterbitkannya, serta kembali menggali fakta.
“Saya mendorong media yang menulis nenek Bahriyah buta untuk melakukan koreksi dan kembali menggali fakta yang sesungguhnya. Sebab, adalah tugas wajib media mengoreksi setiap karya jurnalistik yang keliru mengangkat fakta,” pintanya, Jumat (29/3/2024).
Dorongan tersebut, kata alumnus IAIN Madura ini, tidak terlepas dari penyebutan buta dalam berita itu mengaburkan fakta, serta menjadi perdebatan, terutama antarwartawan, yang menyebutkan tidak buta.
“Kata ‘buta’ juga telah mendudukkan yang kurang benar menjadi benar. Sementara di satu sisi, sejumlah media sudah menulis dengan fakta bahwa Bahriyah tidak buta,” jelas Ongky.
“Perbedaan angle dan proses pengangkatan kata ‘buta’ dalam berita ini harus menjadi klir. Sehingga, ini menjadi pelajaran bersama pada kerja-kerja jurnalistik di Kabupaten Pamekasan,” pungkasnya.