Logo Web Atas
WEB ATAS OPINI

Sebut Warga Madura Pemilik NU, Menteri Desa PDTT RI Tidak Berani Tolak Undangan ke Madura

PANDANGAN: Cicit KH Bisri Syansuri, Abdul Halim Iskandar, menyebutkan, warga Madura sebagai pemiliki NU. (K-TV/Buyung Kurniawan)
PANDANGAN: Cicit KH Bisri Syansuri, Abdul Halim Iskandar, menyebutkan, warga Madura sebagai pemiliki NU. (K-TV/Buyung Kurniawan)

K-TV | Sampang – Cicit salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Bisri Syansuri, Abdul Halim Iskandar, menyampaikan, pemilik NU sesungguhnya ialah warga Madura. Dia mengutarakannya di hadapan ribuan warga Madura, yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Yayasan Al-Hasani Sampang, Minggu (5/11/2023)

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI ini menyampaikan, pandangannya bukan tanpa dasar.

Alasannya, kata Halim, pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Syansuri merupakan santri dari ulama besar Syaikhona Kholil, yang berbasis di Bangkalan. Serta, satu pendiri lainnya, Abdul Wahab Chasbullah, yang merupakan murid KH. Hasyim Asy’ari, yang merupakan santri Syaikhona Kholil.

“Pemilik NU itu adalah kalian semua yang hari ini hadir, yaitu warga Pulau Madura. Itu adalah pemilik NU. Jadi jangan salah, karena NU tidak akan ada kalau tidak ada Syaikhona Khoil yang di Bangkalan, yang itu bagian dari Pulau Madura,” kata Halim.

“Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, Kiai As’ad Samsul Arifin, dan kiai-kiai besar lainnya (jadi santri Syaikhona Kholil Bangkalan). Semuanya bicara tentang pendidikan, tapi setelah kemudian pendidikan berkembang bagus, maka lahirlah yang namanya NU, yang didirikan oleh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari atas restu Syaikhona Kholil Bangkalan,” sambungnya.

Kondisi tersebut yang membuat Menteri Desa PDTT RI ini selalu dilema saat menerima undangan ke Pulau Garam ini. Karena, dia tidak berani menolak undangan dari warga Madura, yang dalam pandangannya merupakan pemilik NU. Salah satu contohnya: dia menghadiri undangan dari Ketua Yayasan Al-Hasani Sampang Aliyadi Mustofa untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Itu makanya, saya kalau diundang ke Madura itu paling sedih. Kenapa sedih? Nolak nggak berani, karena yang mengundang pemilik NU, (tapi) menerima ternyata jauhnya luar biasa, apalagi saya tadi tempuh dari Solo (ke Sampang),” curhat pria yang juga Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur (Jatim) ini.

Terakhir, dia berpesan kepada warga Madura agar kokoh memegang ajaran jam’iyah NU, sebab merupakan pemilik organisasi keagamaan dan kemasyarakatan tersebut.

Reporter : Buyung Kurniawan

Redaktur : Syahid Mujtahidy

Bagikan

IMG-20241103-WA0003
IMG-20241103-WA0002
BPRS SUMENEP
web bawah Opini
Logo WEB Bawah

IMG-20241103-WA0003
IMG-20241103-WA0002
BPRS SUMENEP
web bawah Opini
Logo WEB Bawah

Berita terkait

4 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *