K-TV | Membahas tentang Madura, memang sudah tidak asing lagi dengan ciri khas bahasanya, dan juga karakteristik kota, yang masyarakatnya sangat kental dengan keagaamaanya. Hal itu dikarenakan Pulau Madura, yang terletak di Provinsi Jawa Timur.
Sehingga, tak jarang orang mengetahui tentang sebuah pendidikannya, yang sangat menggeluti di ranah pesantren. Sebab Pulau madura adalah pulau yang dikelilingi oleh banyaknya pesantren, di empat kabupaten di pulau ini; Sumenep, Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Maka, tak jarang juga jika penampilan atau bahkan perilaku masyarakat Madura lebih dominan sederhana.
Pulau Madura juga adalah pulau, yang masyarakatnya penuh dengan kesederhanaan, walaupun masyarakat Madura dikatakan sebagai masyarakat, yang keras, bukan berarti mereka adalah masyarakat, yang kejam atau bahkan menakutkan. Stikma tersebut hanya berupa pandangan, serta pemikiran orang, yang tidak paham, dan tidak kenal dengan masyarakat Madura.
Perilaku masyarakat Madura kadang menjadi suatu hal yang berbeda. Dari perbedaan tersebut dikarenakan tak jarang masyarakat Madura lebih mementingkan suatu etika, atau etos mereka. Etos merupakan sebuah sikap, kepribadian atau bahkan watak dari orang tersebut.
Orang Madura memiliki etos atau karakter dalam sebuah tradisi kultur dan keislaman, yang sangat kuat. Hal tersebut juga disebabkan oleh adanya hampir seluruh masyarakat Madura, yang merupakan mayoritas penganut agama Islam, dan juga menjadi hal lumrah jika hal tersebut menjadi ciri dan identitas sendiri bagi masyarakat Madura.
Selain masyarakat Madura, yang dikelilingi oleh penganut agama Sslam, Madura juga dikelilingi dalam lingkup dunia pesantren. Dalam lingkup pesantren, tentunya kiai di sini menjadi tokoh, yang sangat penting dalam adanya sebuah keagamaan atau pondasi di dalamnya, serta kiai atau ulama juga adalah tokoh, yang dipandang sebagai contoh oleh masyarakat Madura dalam bidang keagaamaan, yang sangat pasih, dan tentu lebih paham mengenai keagamaan dari mereka, karena seperti yang sudah dibahas tadi bahwa masyarakat Madura sangat menganut suatu etika serta keagamaan.
Dalam maraknya politik pada saat ini, yakni Pemilihan Bupati (Pilbup) dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024, sangatlah genting. Setiap paslon beradu saling mencari suara para pendukungnya dengan berbagai sistematika.
Ketika kita melihat ranah politik, politik sering dikenal serta dikatakan sebagai ranah, yang kejam, dan kadang cara-caranya bersifat abu-abu. Dari hal tersebut, kita tidak bisa melihat sebuah keaslian di dalamnya, dengan adanya kiai atau ulama, yang berkecimpung di dalamnya menjadi boomerang dalam sebuah keagamaan.
Pantas, jika ada pemikiran, yang mempertanyakan tentang kejelasan agama ke depannya, jika semuanya diselimuti dengan kepalsuan. Namun, dengan landasan ilmu, setidaknya Madura banyak menyebarkan para ulama, yang dapat memberikan ilmu agama, yang baik dan tepat.
Khusunya pemimimpin kita nantinya, siapapun itu yang mampu memberikan kebenaran, serta memberikan dan membawa setiap kota di Madura dengan jujur dan tetap dalam landasan ajaran agama Islam, karena masyarakat Madura selain dikenal sebagai masyarakat yang keras, juga sebagai masyarakat yang kental dengan nilai religiusnya.