Logo Web Atas
Web Atas Lomba Opini
Maulid Nabi Muhammad WEB Atas
K-TV Peduli WEB Atas

Lembu Petteng, Makam Rato Ebhu, dan Terbentuknya Kabupaten Sampang

SAKSI SEJARAH: Terbentuknya Kabupaten Sampang tidak terlepas dari kisah Lembu Petteng yang erar kaitannya dengan Rato Ebhu. (K-TV/Maulana Fikri Rijal)
SAKSI SEJARAH: Terbentuknya Kabupaten Sampang tidak terlepas dari kisah Lembu Petteng yang erar kaitannya dengan Rato Ebhu. (K-TV/Maulana Fikri Rijal)

K-TV | Sampang – Wisata religi yang satu ini berada di Kampung Madegan, Kelurahan Polagan, Kecamanatan/Kabupaten Sampang. Makam Rato Ebhu adalah bukti awal terbentuknya Kabupaten Sampang.

Rato Ebhu merupakan orang tua dari Cakraningrat pertama, yaitu Raden Praseno. Dia menjadi raja pertama di Madura, di bawah naungan Kerajaan Mataram Sultan Agung.

“Aslinya Rato Ebhu itu keturunan raja Majapahit, berawal dari runtuhnya kerajaan Maja Pahit salah satu putra dari Prabu Kertabumi atau Brawijaya 5 pernah berada di sini. Namanya Lembu Petteng,” ujar Juru Pelihara Makam Rato Ebhu Nurul Amik, Sabtu (16/02/2024)

Dijelaskan, Lembu Petteng merupakan kamituo pertama pada tahun 1478. Kamituo itu berjalan 4 kali pergantian tokoh kamituo.

Sesudah Lembu Petteng, kamituo kedua diduduki Raden Ario Mangir. Setelahnya, digantikan Raden Tuo Partekel.

“Dan kamituo keempat diduduki Raden Ario Pojo. Secara turun temurun, sesudah kepemimpinan kamituo itu beralih ke adipati,” urainya.

Menurut Nurul Amik, adipati pertama adalah Adipati Pramono. Setelah itu, dilanjutkan Pangeran Ponorogo yang makamnya di Pamekasan.

Yang ketiga, tambahnya, ialah Pangeran Sitinggili. Tahta berikutnya diamanahkan ke Adipati Pamadegan. Terakhir, Adipati Martosari.

“Semuanya turun temurun dari yang pertama tadi itu,” tuturnya.

Pada zaman Martosari, Madura sempat diserang dua kali oleh Kerajaan Mataram, yang waktu itu rajanya adalah Sultan Agung.

Penyerangan pertama sempat dihalau oleh masyarakat Madura. Penyerangan kedua menjadi kekalahan bagi rakyat Madura, membuat anyak tokoh kerabat dari Rato Ebhu terbunuh, termasuk Adipati Martosari.

Karena kekalahan itu, Rato Ebhu dan Pangeran Praseno menjadi tawanan di Kerajaan Mataram. Tetapi karena Pangeran Praseno tergolong baik terhadap Sultan Agung, akhirnya dia di mjadikan anak angkat dan dikembalikan ke daerah asal sekaligus diangkat menjadi Raja pertama Madura di bawah naungan Kerajaan Mataram.

Sejarah Makam Rato Ebhu berhubungan dengan momentum Hari Jadi Sampang yang berpedoman pada candra sangkala yang terdapat pada pintu gapura.

“Di sana itu di daun pintunya terbuat dari kayu jati. Ada dua lembar daun pintu, yang di sebelah barat ini terdapat candra sangkala, candra sangkala itu berupa lambang pengganti dari angka tahun,” terangnya.

Dijelaskan, candra sangkala itu menurut arkeologi diterjemahkan dengan kalimat naga kapanah titis ing midi, diterjemahkan ke angka tahun yaitu tahun 1624 Masehi.

Sekarang Makam Rato Ebhu menjadi wisata religi di Kabupaten Sampang.

Reporter : Maulana Fikri Rijal

Redaktur : Hairul Anam

Bagikan

Logo WEB Bawah
K-TV Peduli Web Bawah
Web Bawah Lomba Opini
WEB Bawah Maulid Nabi

Logo WEB Bawah
K-TV Peduli Web Bawah
Web Bawah Lomba Opini
WEB Bawah Maulid Nabi

Berita terkait

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *