K-TV | Sumenep – Komisi II DPRD Kabupaten Sumenep mengungkapkan keprihatinannya terhadap tidak berfungsinya gedung Integrated Cold Storage (ICS) di Desa Longos, Kecamatan Gapura.
Bangunan yang rampung pada tahun 2017 dengan dana mencapai Rp16,5 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda aktivitas.
Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Juhari, menyoroti kondisi terkini gedung tersebut yang menurutnya terbengkalai, dengan halaman yang ditumbuhi rumput liar.
“Sejak selesai dibangun, tidak ada aktivitas apa pun di sana. Sangat disayangkan, padahal fasilitas ini bisa memberikan dampak besar bagi nelayan,” ujarnya.
Juhari menilai ICS memiliki potensi strategis dalam mendukung sektor perikanan lokal, terutama saat musim panen ikan. Dengan fasilitas penyimpanan dingin yang memadai, nelayan dapat menjual hasil tangkapan dengan harga wajar dan tidak tergantung pada fluktuasi pasar.
“Apalagi letaknya cukup dekat dengan pusat-pusat produksi ikan seperti Pelabuhan Dungkek, Bintaro, hingga dari kepulauan,” tambahnya.
Fasilitas tersebut diketahui telah diserahterimakan dari pemerintah pusat kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep sejak November 2018. Namun, tidak ada tindak lanjut berupa pengoperasian atau pemanfaatan gedung.
Lebih lanjut, Juhari menyebutkan bahwa kurangnya perencanaan dan kesiapan daerah menjadi penyebab utama mandeknya sejumlah proyek pusat di Sumenep. Ia menyebut proyek-proyek seperti pasar sapi di Pakandangan, Kecamatan Bluto, juga mengalami nasib serupa.
“Seharusnya jika memang belum siap, pemerintah daerah menolak proyek dari awal. Karena kalau hanya dibangun lalu dibiarkan mangkrak, itu hanya membuang-buang anggaran,” tegas politisi senior tersebut.
Ia pun mendorong agar Pemkab Sumenep segera mengambil langkah konkret untuk mengaktifkan ICS agar tidak bernasib sama dengan fasilitas lain yang terbengkalai.
“Kami minta ada solusi segera agar ICS berfungsi sebagaimana mestinya. Jangan sampai bangunan ini rusak sebelum pernah dimanfaatkan,” pungkasnya.