K-TV | Pamekasan – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof. Dr. Nizar Ali membawa kabar baik saat menghadiri pengukuhan lima guru besar baru Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Sabtu (27/1/2024).
Prof. Nizar menyampaikan perjuangan Rektor IAIN Madura Dr. Saiful Hadi bersama tim untuk mengajukan alih status ke UIN, hanya tinggal menunggu diteken bersama beberapa IAIN lainnya.
“Pak Rektor (IAIN Madura Dr. Saiful Hadi), saya rasa tinggal menunggu penandatanganan pengesahan pesetujuan IAIN menjadi universitas, termasuk IAIN Madura,” jelasnya.
Namun, di lain sisi, Sekjen Kemenag RI ini sedih. Karena Rektor IAIN, Dr. Saiful Hadi, belum menyandang gelar profesor.
Sementara itu, salah satu persyaratan, yang bisa mengikuti penjaringan rektor UIN, harus sudah berstatus guru besar.
“Tapi, saya sedih rektornya belum profesor. Apalagi, sayarat nanti kalau jadi UIN, ketika ada seleksi, ada penjaringan rektor, syaratnya harus profesor,” lanjutnya.
Kendati begitu, Prof. Nizar meyakini, Dr. Sauful Hadi akan segera menyusul rekannya, yang sudah berstatus guru besar.
“Saya yakin, dalam waktu dekat, beliau akan menyusul teman-teman, yang dikukuhkan hari ini,” tandasnya.
Dr. Saiful Hadi berterima kasih atas oleh-oleh kabar baik Sekjen Kemenag RI terkait kian cepatnya proses alih status. Menurutnya, informasi tersebut menjadi semangat untuk terus bekerja lebih baik.
“Terima kasih, Alhamdulillah, itu informasi, yang memberikan spirit untuk bekerja lebih baik. Mudah-mudahan, dari sisi persyaratan selesai semua,” ujarnya selesai prosesi pengukuhan lima guru besar baru kepada K-TV.
Diketahui, IAIN Madura awalnya merupakan Fakultas Tarbiyah Pamekasan cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang berbasis di Kota Gerbang Salam ini.
Pada 1997, kampus tersebut alih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Pada 2018 lalu, kampus ini sudah resmi naik level menjadi IAIN Madura, yang saat ini sedang mengupayakan alih status menjadi UIN.